Kalimat Bijak :

Friday, January 24, 2014

Plastik : Amankah Bagi Kesehatan?

Plastik..ya Plastik..siapa yang tak kenal plastik. Bahan plastik telah digunakan sedemikian banyaknya, yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Mulai dari alat elektronik, peralatan makanan, minuman, alat tulis, mesin, alat musik, kemasan handphone, pakaian, aksesories, hingga gigi palsu dan kemasan makanan. Bahan pengemas dari plastik telah menjadi salah satu pilihan yang paling populer karena murah, mudah didapat dan tahan lama. Jenis pembungkus plastik juga dapat dijumpai nyaris di semua industri makanan, dimulai dari penjual makanan di pinggir jalan, restoran fast food, supermarket, hingga restoran kelas atas. Namun banyak diantara kita tidak menyadari bahwa kemasan plastik ternyata juga dapat mengancam kesehatan kita.

Kemasan plastik, tidak hanya akan menjadi sampah yang sulit terurai, tetapi dapat menyebabkan dampak buruk pada kesehatan manusia karena mengandung bahan kimia yang berbahaya, yaitu Bisphenol A (BPA) yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker dan memperbesar resiko keguguran pada ibu hamil.




Bahan berbahaya yang terkandung dalam plastik. Khususnya styrofoam, adalah dioctyl phthalate (DOP) yang menyimpan zat benzena. Benzana, apabila termakan, akan masuk ke dalam sel-sel darah dan lama kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya, produksi sel darah merah berkurang dan timbulah penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Zat benzene sulit dilumat oleh sistem pencernaan sehingga tidak dapat dikeluarkan melalui feses (kotoran) atau urine (air kencing) yang menyebabkan terjadinya penumpukan di dalam tubuh dan terbalut lemak. Kondisi inilah yang dapat memicu munculnya penyakit kanker. 

Perlu kita ketahui bahwa kemasan plastik telah diatur secara internasional berdasarkan klasifikasi dan kode tertentu, karena tanda tersebut berkaitan dengan jenis bahan serta cara dan dampak pemanfaatannya bagi manusia. Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1988 di Amerika Serikat dan diadopsi pula oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International Organisation for Standardization). Secara umum tanda tersebut berada di dasar kemasan, berbentuk segitiga, di dalam segitiga akan terdapat angka, serta nama jenis plastik, dengan contoh dan penjelasan sebagai berikut :


  1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) : biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang, seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol-botol dengan bahan #1 dan #2 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai dan tidak dianjurkan untuk pemakaian air hangat, apalagi panas. 
  2. HDPE (high density polyethylene) : biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Sama seperti #1 PET, #2 juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian. 
  3. V atau PVC (polyvinyl chloride) : adalah plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada platik pembungkus (cling wrap). Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati, dan berat badan. 
  4. DPE (low density polyethylene) : biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode #4 dapat di daur ulang, dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan #4 bisa dibilang tidak dapat dihancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan. 
  5. PP (polypropylene) : adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan, botol minum, dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik PP adalah botol transparan yag tidak jernih atau berawan. Barang dengan simbol ini direkomendasikan untuk dicari ketika membeli barang berbahan plastik. 
  6. PS (polystyrene) : biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Bahan polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan, dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari. Banyak negara bagian di Amerika Serikat sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam ini, termasuk negara China. 
  7. Other (biasanya polycarbonate) : bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bispehnol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Barang berbahan plastik polycarbonate ini harus dihindari. 





Kode kode di atas memberikan fakta bahwa penggunaan plastik ternyata tidak luput dari bahaya yang mengintai. Bahaya penggunaan plastik, terutama pada kemasan makanan harus disosialisasikan kepada masyarakat mengingat dampak yang akan terjadi sangat buruk bukan hanya bagi kesehatan, tetapi juga bagi lingkungan.





Artikel Terkait