Tajuk Eucalyptus yang ringan dan tipis tidak mampu melindungi permukaan tanah dari tekanan tetesan air hujan sehingga dapat menimbulkan erosi
JAWABAN ATAS ISU YANG BERKEMBANG :
TAJUK EUCALYPTUS MEMILIKI KEMAMPUAN MELINDUNGI PERMUKAAN
TANAH DARI TEKANAN TETESAN AIR HUJAN SEHINGGA MENGURANGI BAHAYA EROSI PERMUKAAN
TANAH DI BAWAH TEGAKANNYA
Secara
morfologi struktur tajuk Eucalyptus tidak terlalu tebal dan
rapat. Apabila pengembangan Eucalyptus dimanfatkan untuk
mengantikan posisi hutan alam daun lebar yang masih utuh seperti yang pernah
terjadi di Bangladesh bagian Tenggara, maka aliran permukaan (water run
off) dan kehilangan tanah (soil loss) akan mengalami
peningkatan, namun menjadi sebaliknya apabila Eucalyptus dikembangkan
pada lahan terbuka dan gundul atau lahan hutan yang telah rusak maupun lahan
yang penutupan vegetasinya sangat jarang, maka peran Eucalyptus menjadi
penting untuk mengendalikan atau menekan laju aliran permukaan dan kehilangan
tanah.
Hasil
pengujian dan penelitian pada daerah tangkapan air (catchment area)
Guthega di Australia menunjukkan bahwa ada tidaknya Eucalyptus tidak
berpengaruh nyata terhadap kehilangan tanah. Pengamatan terhadap infiltrasi
menunjukkan bahwa curah hujan dalam setahun yang tertahan oleh tanah di bawah
tegakan Eucalyptus adalah 64 mm lebih banyak daripada yang
ditahan oleh lahan gundul.
Dari
hasil penelitian tersebut ditarik kesimpulan bahwa mantapnya efisiensi daerah
tangkapan air Guthega dapat dicapai dengan penanaman dan pemeliharan Eucalyptus pada
lahan-lahan gundul yang ada. Aliran permukaan (surface run off) dan
kehilangan tanah (soil loss) dapat dikendalikan dan hasil air (water
yield) dapat ditingkatkan sampai kurang lebih 10 % dari total flow (dikutip
oleh Ghosh et al, 1976).
Salah
satu fungsi terpenting dari hutan adalah perbaikan kondisi tanah yang
memungkinkannya berfungsi sebagai wahana penyimpan air (reservoir). Semakin
besar infiltrasi yang terjadi semakin mengecilkan aliran permukaan yang timbul
sehingga berpengaruh positif dalam menekan laju erosi permukaan. Laju
infiltrasi yang baik memungkinkan pengisian kembali air bumi (underground
aquifer). Ghosh (1974) melaporkan adanya laju infiltrasi sebesar 5,30
cm/jam pada penanaman campuran antara Eucalyptus grobulus dan Acacia
sp., 5,16 cm.jam di bawah hutan alam, 3,00 cm/jam di padang rumput alam dan
hanya 1,40 cm/jam pada lahan yang berteras. Hasil penelitian terbaru dari
Gintings (1993) menunjukkan bahwa aliran permukaan dan erosi dibawah tegakan Eucalyptus tidak
besar.
Tabel : Aliran permukaan dan erosi di
bawah tanaman Eucalyptus alba, kelerengan 30 % di Waspada, Garut –
Jawa Barat.
Bulan
|
Curah Hujan
(mm)
|
Di Teras
|
Tanpa Teras
|
||
Aliran permukaan
(mm)
|
Erosi (Ton)
|
Aliran permukaan
(mm)
|
Erosi (Ton)
|
||
April 1992
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari 1993
Pebruari
Maret
|
196
114
28
9
253
140
223
169
231
530
229
446
|
1,6
2,33
--
--
1,8
0,7
4,2
--
0,4
2,0
0,0
1,9
|
--
2,33
--
--
--
--
0,58
--
--
--
--
--
|
55
6,3
--
--
4,2
--
8,7
0.8
1,4
8,9
3,2
6,2
|
--
5,81
--
--
--
--
3,88
--
--
2,91
--
--
|
Jumlah :
|
2.618
|
15,8
|
1,55
|
45,2
|
12,60
|
Sumber
: Gintings (1993) dalam Pudjiharta, 2001
Luas
daerah penelitian 1,8 ha dengan erosi yang terjadi selama 1 tahun sebesar 12,6
ton untuk yang tidak diteras, dimana angka tersebut masih dibawah ambang erosi
yang dapat dibiarkan yaitu 13,2 ton/ha/thn; sedangkan besarnya aliran permukaan
hanya 0,6 % dari curah hujan untuk yang diteras dan 1,7 % untuk yang tidak
diteras. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa aliran permukaan pada
tegakan Eucalyptus sangat kecil dan tidak berpengaruh terhadap
aliran permukaan dan kehilangan tanah.
Artikel Terkait