Kalimat Bijak :

Thursday, May 30, 2013

Pengaruh tegakan Eucalyptus terhadap lingkungan dan tata air

Pengantar Pendahuluan

Sidang Pembaca Yang Budiman, dalam beberapa tahun belakangan ini kita sering mendengar adanya informasi yang beredar di kalangan masyarakat mengenai beberapa akibat negatif yang dapat ditimbulkan oleh tegakan jenis-jenis Eucalyptus terhadap lingkungannya khususnya terhadap Tata Air.
Isu yang bersumber dari sang “Mr. X“ tersebut secara perlahan dihembuskan ke tengah masyarakat untuk memperbesar tingkat keraguan masyarakat akan hal-hal posistif yang dikontribusi oleh jenis tanaman ini khususnya terhadap tata air sehingga pada akhirnya diarahkan kepada perasaan membenci pertumbuhan jenis Eucalyptus, meskipun kita juga tidak dapat mengelak bahwa pada saat yang sama pihak-pihak dari kalangan “Mr. X“ yang bernada miring tersebut menyukai serta melirik akan keunggulan kayu yang dihasilkannya, apalagi pada kondisi saat ini dimana pada beberapa lokasi, tegakan Eucalyptus hasil kegiatan Reboisasi beberapa dekade yang lalu telah mulai memasuki “usia remaja“ yang dalam bahasa anak muda disebut ABG dimana bentuk batang pokoknya mulai kelihatan montok, segar dan menggiurkan. Apabila isu tersebut mampu menembus atau mengalahkan argumentasi para pemerhati lingkungan terutama rekan-rekan rimbawan atau para pengambil kebijakan (top leader) sektor kehutanan, maka tidak diragukan lagi bahwa dalam beberapa tahun ke depan kita tidak akan menjumpai adanya tegakan Eucalyptus baik dari hasil Reboisasi, Hutan Rakyat (Penghijauan) maupun yang tumbuh dan menyebar secara alami. 

Untuk mermperkuat argumentasi jajaran pemerhati lingkungan itulah tulisan “Eucalyptus menjawab : ......“ ini hadir ke hadapan sidang pembaca yang budiman yang mungkin termasuk salah seorang pemerhati lingkungan atau bahkan mungkin termasuk salah seorang yang berada di jajaran “Hidung Belang“ yang melototkan mata serta menelan air liur ketika melihat kemontokan batang pokok gadis-gadis ABG Tegakan Eucalyptus ?!, .... yang pasti Anda sendiri yang akan menjawabnya dimanakah posisi Anda saat ini dan saat yang akan datang. Walahualam ...



>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Isu Yang Berkembang dan Argumentasinya

Ada beberapa isu (dan juga merupakan pertanyaan yang harus di jawab) yang beredar di kalangan masyarakat kita. Isu tersebut antara lain menyebutkan bahwa tegakan Eucalyptus berpengaruh buruk terhadap tata air (menyerap air), mengurangi kesuburan tanah,  serta berbagai isu lingkungan lainnya. Adanya isu tersebut membuat jenis tanaman ini dianggap bertanggungjawab terhadap kehilangan mata air-mata air dan berkurangnya kesuburan tanah. Benarkah tanaman ini berpengaruh buruk terhadap tata air, kesburan tanah, atau lingkungan?. Berikut ini kami sajikan argumentasi-argumentasi sebagai tangkisan atas adanya dugaan/ isu yang memojokan tersebut : 

ISU YANG BERKEMBANG :
Tegakan  Eucalyptus  mengkonsumsi (menghisap) air dari dalam tanah cukup banyak

JAWABAN ATAS ISU YANG BERKEMBANG :

TEGAKAN EUCALYPTUS TIDAK MENGKONSUMSI (MENGHISAP) AIR DARI DALAM TANAH KARENA JENIS INI MEMILIKI DAYA INTERSEPSI YANG RELATIF KECIL

Dasar Teori :         Adanya   EVAPOTRANSPIRASI mempengaruhi persediaan air dalam tanah, permukaan tanah maupun permukaan tajuk tanaman. Semakin tinggi laju Transpirasi meningkatkan laju pengambilan (up take) air dari tanah. Semakin besar INTERSEPSI suatu tanaman menyebabkan semakin mengecilnya air yang sampai ke tanah sehingga memperkecil persediaan air tanah.

Hasil Penelitian :   Hasil penelitian dari beberapa sumber mengenai Intersepsi tanaman Eucalyptus dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel : Intersepsi air hujan oleh tajuk Eucalyptus
Nama Jenis
Intersepsi air hujan
Curah Hujan
(mm)
Sumber
%
mm
Eucalyptus regnans
Eucalyptus camaldulensis
Eucalyptus hybrid
Eucalyptus signata
Eucalyptus saligna
Eucalyptus urophylla (Leda)
18,7
14,63
11,65
22
12,2
8,8 – 17,3
--
87,8
229,3
--
156,2
122 - 241
--
600
1968
--
1280
1393
Karschon  (1967)
Karschon  (1967)
Goerge     (1978)
Lima          (1976)
Lima          (1976)
Pudjiharta (1999)
Sumber : Pudjiharta, 2001

Dari tabel di atas, diketahui bahwa Intersepsi air hujan oleh jenis Eucalyptus relatif kecil. Dengan kecilnya angka intersepsi berarti kehilangan air akibat penguapan pada beberapa jenis tanaman Eucalyptus menjadi kecil pula.

====================================

ISU YANG BERKEMBANG :
Tegakan Eucalyptus menurunkan permukaan air tanah

JAWABAN ATAS ISU YANG BERKEMBANG :

TEGAKAN EUCALYPTUS TIDAK MENURUNKAN PERMUKAAN AIR TANAH KARENA SISTIM PERAKARANNYA LEBIH TERADAPTASI  UNTUK MEMANFAATKAN AIR TANAH TADAH HUJAN PADA PROFIL PERMUKAAN TANAH

Dasar Teori :  Proses transpirasi  air yang dilakukan oleh Eucalyptus lebih banyak sebagai fungsi (terpengaruh) dari kelembaban atmosfir, ketersediaan air tanah dan potensi air daun (leaf water potential) pada kondisi kapasitas lapang. Proses transpirasi lebih banyak merupakan fungsi dari kelembaban nisbi atmosfir daripada pengaruh mekanisme stomata, walaupun mekanisme stomata secara  tidak langsung ikut mengendalikan ketersediaan air bumi melalui tekanan turgor (potensi air daun). Di bawah pengaruh kekurangan air bumi, potensi tekanan turgor berkurang sehingga stomata tertutup dan transpirasi berkurang.

Hal ini berarti bila ketersediaan air tanah tidak terbatas, Eucalyptus menggunakan lebih banyak stomata terutama pada kelembaban atmosfir saat itu rendah. Bilamana tanah mengering, Eucalyptus mempunyai mekanisme penyesuaian yang mengawetkan air tanah baik pada kelembaban udara tinggi maupun rendah.

Hasil Penelitian :
  1. Pada suatu penanaman Eucalyptus grobulus yang berumur 10 tahun dekat Roma (Italia), akar dapat mencapai kedalaman 4,2 m dan melebar ± 11 m dari batang pokok. 
  2. Hasil studi Forest Research Institute Dehra Dun menunjukkan akar Eucalyptus teriticornis dapat mencapai kedalaman 3 m dengan penyebaran / melebar  sampai 3,5 m (Goerge, 1977)
  3. Sistem akar Eucalyptus camaldulensis pada tegakan berumur 5 dan 15 tahun, kedalaman akar maksimal 3 m tetapi penyebaran lateral / melebar mencapai 9 m (pada tegakan umur 5 thn) dan 20 m (pada tegakan umur 15 thn).
Hasil-hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa sistem perakaran jenis Eucalyptus lebih terarah pada bidang horisontal daripada ke arah vertikal. Hal ini membuktikan bahwa sistem perakaran tersebut lebih teradaptasi untuk memanfaatkan air tanah tadah hujan pada profil tanah permukaan dari pada permukaan air bumi (ground water table).

===============================

ISU YANG BERKEMBANG :
Tegakan Eucalyptus berpengaruh buruk terhadap kesuburan tanah

JAWABAN ATAS ISU YANG BERKEMBANG :

TEGAKAN EUCALYPTUS TIDAK BERPENGARUH BURUK TERHADAP KESUBURAN TANAH TETAPI SEBALIKNYA MEMBERIKAN KONTRIBUSI POSITIF BAGI KESUBURAN TANAH DI BAWAH TEGAKANNYA

Sekalipun Eucalyptus tidak manambat Nitrogen dari udara, pertumbuhan fisik dan pembusukan akar-akarnya menguntungkan tanah. Melalui mekanisme pengguguran daun, aliran batang (stem flow) dan air lolos (troughfall) Eucalyptus menyumbangkan kontribusi terhadap suplai unsur hara dalam tanah.

Hasil penelitian :  Eucalyptus mampu memberikan kontribusi unsur hara terhadap tanah melalui seresah daun sebesar 66% – 76% yang diikuti ranting 16% – 24% dan kulit kayu 5% – 10%. Pada kerapatan 1.167 pohon/ha dan 1.133 pohon/ha diperoleh produksi seresah sebesar 3.377 kg/ha dan 6.207 kg/ha. Jumlah hara utama yang dikembalikan ke tanah melalui seresah adalah 30 – 59 kg/ha Nitrogen, 2 – 4 kg/ha Fosfor, 15 – 31 kg/ha Kalsium, dan 5 – 9 kg/ha Magnesium yang sebagian besar dikembalikan melalui seresah daun yang diikuti oleh seresah ranting dan kulit kayu (Goerge, 1979).

Besarnya produksi seresah pada Eucalyptus menunjukkan kemampuannya menekan laju pencucian unsur hara sehingga mempertahankan daya ikat terhadap Nitrogen yang optimal.

Tabel : Kandungan unsur hara di bawah tegakan Eucalyptus deglupta (Ampupu) di HTI PT. INHUTANI  I Gowa – Maros.
Tegakan
Kedalaman tanah (cm)
N (%)
P (ppm)
K (me/100 g)
Eucalyptus deglupta
0 – 30
30 - 60
0.40 (s)
0.31 (s)
1.07 (sr)
0.44 (sr)
0.61 (t)
0.39 (s)
Sumber : Halidah, 1998
Keterangan : s = sedang  ; r = rendah  ; t = tinggi  ; sr = sangat rendah

Eucalyptus terutama jenis-jenis yang tumbuh pada tanah marginal memiliki kemampuan mengakumulasikan hara dari bagian dalam tubuh tanah pada lapisan permukaan tanah. Hal ini mengakibatkan proses perbaikan struktur dan komposisi tanah di bawah tegakan Eucalyptus semakin cepat karena adanya bahan organik. Nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) di bawah tegakan Eucalyptus cukup baik yaitu 10.46 – 14.4 (Halidah, 1993). Nilai KTK yang baik menunjukkan potensi kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas kation semakin baik.


======================================================

ISU YANG BERKEMBANG :
Tegakan Eucalyptus membuat tanah menjadi asam

JAWABAN ATAS ISU YANG BERKEMBANG :

TEGAKAN EUCALYPTUS TIDAK MEMBUAT TANAH MENJADI MASAM TETAPI SEBALIKNYA MAMPU MENINGKATKAN PH TANAH KE POSISI NETRAL

Sekalipun Eucalyptus memiliki kemampuan beradaptasi dengan tanah masam, namun tidak mengakibatkan tanah bersifat asam. Pengembalian Kalsium melalui produktivitas seresah cenderung meningkatkan pH tanah pada posisi netral daripada menurunkannya.

Hasil penelitian :
  1.  Jumlah Kalsium yang dikembalikan oleh Eucalyptus adalah 2,6 kali lebih banyak dari tanaman Jati (Tectona grandis) dan 4,4 kali dari tanaman Shorea robusta di Dehra Dun seperti dilaporkan oleh Seth et al (1963).
  2. Singhal et al (1975) melakukan perbandingan terhadap fraksi-fraksi alkali yang dapat diekstraksi dan asam yang dapat dihidrolisa pada bahan organik tanah di bawah tanaman Eucalyptus dan di sekitar tegakan alam Shorea robusta selama 5 tahun. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa :

  • a.   Proses humifikasi bahan organik ke tanah dari Eucalyptus berlangsung lebih cepat daripada yang dikendalikan oleh Shorea, karena komposisi kimia Eucalyptus lebih menguntungkan.
  • b.   Bahan humifikasi yang dihasilkan lebih cepat menyatu dengan tanah permukaan di bawah Eucalyptus daripada Shorea.
  • c.  Translokasi bahan humifikasi ke bagian yang lebih dalam dari tanah permukaan lebih jelas di bawah Eucalyptus daripada di bawah Shorea, karena adanya perubahan yang menguntungkan di bawah tanah oleh Eucalyptus.
==================================

ISU YANG BERKEMBANG :
Tajuk Eucalyptus yang ringan dan tipis tidak mampu melindungi permukaan tanah dari tekanan tetesan air hujan sehingga dapat menimbulkan erosi

JAWABAN ATAS ISU YANG BERKEMBANG :

TAJUK EUCALYPTUS MEMILIKI KEMAMPUAN MELINDUNGI PERMUKAAN TANAH DARI TEKANAN TETESAN AIR HUJAN SEHINGGA MENGURANGI BAHAYA EROSI PERMUKAAN TANAH DI BAWAH TEGAKANNYA

Secara morfologi struktur tajuk Eucalyptus tidak terlalu tebal dan rapat. Apabila pengembangan Eucalyptus dimanfatkan untuk mengantikan posisi hutan alam daun lebar yang masih utuh seperti yang pernah terjadi di Bangladesh bagian Tenggara, maka aliran permukaan (water run off) dan kehilangan tanah (soil loss) akan mengalami peningkatan, namun menjadi sebaliknya apabila Eucalyptus dikembangkan pada lahan terbuka dan gundul atau lahan hutan yang telah rusak maupun lahan yang penutupan vegetasinya sangat jarang, maka peran Eucalyptus menjadi penting untuk mengendalikan atau menekan laju aliran permukaan dan kehilangan tanah.

Hasil pengujian dan penelitian pada daerah tangkapan air (catchment area) Guthega di Australia menunjukkan bahwa ada tidaknya Eucalyptus tidak berpengaruh nyata terhadap kehilangan tanah. Pengamatan terhadap infiltrasi menunjukkan bahwa curah hujan dalam setahun yang tertahan oleh tanah di bawah tegakan Eucalyptus adalah 64 mm lebih banyak daripada yang ditahan oleh lahan gundul.

Dari hasil penelitian tersebut ditarik kesimpulan bahwa mantapnya efisiensi daerah tangkapan air Guthega dapat dicapai dengan penanaman dan pemeliharan Eucalyptus pada lahan-lahan gundul yang ada. Aliran permukaan (surface run off) dan kehilangan tanah (soil loss) dapat dikendalikan dan hasil air (water yield) dapat ditingkatkan sampai kurang lebih 10 % dari total flow (dikutip oleh Ghosh et al, 1976).

Salah satu fungsi terpenting dari hutan adalah perbaikan kondisi tanah yang memungkinkannya berfungsi sebagai wahana penyimpan air (reservoir). Semakin besar infiltrasi yang terjadi semakin mengecilkan aliran permukaan yang timbul sehingga berpengaruh positif dalam menekan laju erosi permukaan. Laju infiltrasi yang baik memungkinkan pengisian kembali air bumi (underground aquifer). Ghosh (1974) melaporkan adanya laju infiltrasi sebesar 5,30 cm/jam pada penanaman campuran antara Eucalyptus grobulus dan Acacia sp., 5,16 cm.jam di bawah hutan alam, 3,00 cm/jam di padang rumput alam dan hanya 1,40 cm/jam pada lahan yang berteras. Hasil penelitian terbaru dari Gintings (1993) menunjukkan bahwa aliran permukaan dan erosi dibawah tegakan Eucalyptus tidak besar.

Tabel :    Aliran permukaan dan erosi di bawah tanaman Eucalyptus alba, kelerengan 30 % di Waspada, Garut – Jawa Barat.
Bulan
Curah Hujan
(mm)
Di Teras
Tanpa Teras
Aliran permukaan
(mm)
Erosi (Ton)
Aliran permukaan
(mm)
Erosi (Ton)
April 1992
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari 1993
Pebruari
Maret
196
114
28
9
253
140
223
169
231
530
229
446
1,6
2,33
--
--
1,8
0,7
4,2
--
0,4
2,0
0,0
1,9
--
2,33
--
--
--
--
0,58
--
--
--
--
--
55
6,3
--
--
4,2
--
8,7
0.8
1,4
8,9
3,2
6,2
--
5,81
--
--
--
--
3,88
--
--
2,91
--
--
Jumlah :
2.618
15,8
1,55
45,2
12,60

Sumber : Gintings (1993) dalam Pudjiharta, 2001

Luas daerah penelitian 1,8 ha dengan erosi yang terjadi selama 1 tahun sebesar 12,6 ton untuk yang tidak diteras, dimana angka tersebut masih dibawah ambang erosi yang dapat dibiarkan yaitu 13,2 ton/ha/thn; sedangkan besarnya aliran permukaan hanya 0,6 % dari curah hujan untuk yang diteras dan 1,7 % untuk yang tidak diteras. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa aliran permukaan pada tegakan Eucalyptus sangat kecil dan tidak berpengaruh terhadap aliran permukaan dan kehilangan tanah.

=====================================

K E S I M P U L A N

KETERSEDIAAN AIR TIDAK DITENTUKAN SECARA LANGSUNG OLEH  INDIVIDU POHON TETAPI SANGAT DITENTUKAN OLEH KONDISI EKOSISTEM SUATU KAWASAN HUTAN.  EKOSISTEN HUTAN YANG BERPENGARUH BAIK TERHADAP TATA AIR ADALAH HUTAN YANG MEMILIKI STRUKTUR POHON DENGAN LAPISAN STRATA TAJUK YANG BERTINGKAT, KETEBALAN SERESAH, RAPATNYA TUMBUHAN BAWAH YANG SELANJUTNYA MEMBENTUK IKLIM MIKRO YANG DAPAT MEMELIHARA SUMBER-SUMBER AIR

PENGEMBANGAN EUCALIPTUS TIDAK BERDAMPAK BURUK TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP TERUTAMA TATA AIR, BAHKAN PENGEMBANGANNYA MEMBANTU MEMPERBAIKI KESUBURAN TANAH. MENINGKATNYA PENEBANGAN LIAR TERHADAP EUCALYPTUS MENUNJUKKAN BAHWA TANAMAN INI SEBENARNYA SANGAT DITERIMA OLEH MASYARAKAT UNTUK DIMANFAATKAN
PADA BERBAGAI PERUNTUKANNYA


Disadur dari “ Beberapa Informasi Peranan Tanaman Eucalyptus Terhadap Lingkungan (Tata air) “
Oleh : Gerson ND. Njurumana dan M. Kudeng Sallata
Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian BPPKBNT-Kupang

======
Artikel Terkait