Kalimat Bijak :

Thursday, January 30, 2014

Kayu Cair Biometanol (Kayu Cair - Biometanol : Energi Hijau Ramah Lingkungan) (05/12)

Menurut Prof. Kristiina Vogt, pakar bioenergi dari University of Washington, Oregon-USA, teknologi ini sudah sejak lama ditemukan. Egon Glesinger menyebutkan bahwa bahan bakar cair dari kayu telah dipakai dalam perang dunia yang lalu untuk kendaraan militer, namun riset pengembangannya terhenti karena ada bahan bakar fosil yang sangat murah.


Pada saat krisis energi di dunia terjadi yang salah satu indikasinya adalah dari harga minyak mentah (crude oil) melampaui US$ 100 per-barrel, teknologi tersebut akhirnya dihidupkan kembali, dengan peningkatan efisiensinya.

Secara sederhana, proses pembuatan biometanol dari kayu dapat dilihat pada gambar berikut ini :


Gambar : Proses biometanol dari biomassa kayu

Tekniknya secara detail tidak dapat disajikan, karena hak paten teknologi ini dimiliki oleh Amerika Serikat, dan belum dipublikasikan secara luas. Teknologi tersebut telah diujicoba di lima negara bagian di Amerika Serikat bagian barat. Biometanol kayu cair mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bioetanol dan metanol dari gas alam atau batubara. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel 3 dan tabel 4 di bawah ini.

Tabel 3 : Biometanol VS bioetanol (Prof. Suminar Setiati Achmadi)

Bio-Etanol
Bio-Metanol
1.
Bahan baku : terbatas
1.
Bahan baku : lebih luas (limbah, hutan tanaman)
2.
Teknologi : fermentasi
2.
Teknologi : Gasifikasi
3.
Lama waktu : Minggu
3.
Lama waktu : Singkat (menit)
4.
Rendemen : 10%-30%
4.
Rendemen : 25% - <50%
5.
Daur bahan baku : Pendek
5.
Daur bahan baku : Panjang
6.
Utamanya jadi campuran gasolin (gasohol)
6.
Pemakaian lebih luas dan langsung (transportasi fuel cell, konsumsi rumah tangga, pengganti solar)
7.
Berbenturan dengan pangan
7.
Tidak berbenturan dengan pangan
8.
Tidak toksik, bila diminum memabukkan
8.
Toksik, bila diminum menyebabkan kebutaan dan kematian.
9.
Rawan deforestasi
9.
Tidak menyebabkan deforestasi dan menekan Emisi
10.
Biaya produksi lebih tinggi
10.
Biaya produksi lebih rendah


Tabel  4 : Biometanol VS Metanol



Metanol
Bio-Metanol
Rumus kimia
:
CH3OH
CH3OH
Bahan baku
:
Fosil (Batubara dan gas alam)
Kayu (Lignocellulose)
Sifat bahan bakar
:
Non renewable
Renewable
Keberlanjutan
:
Tidak berkelanjutan
Berkelanjutan
Kontribusi terhadap ketahanan energi
:
Tidak ada jaminan dalam jangka panjang
Menjamin
Tingkat konversi
:
?
40%-50% (konservatif)
Dampak terhadap lingkungan
:
Penyumbang emisi (unsur ikutan lebih besar : sulfur, nitrat)*
Hampir zero emission (unsur ikutan rendah)*

Penggunaan biometanol sangat luas karena disamping sebagai substitusi bahan bakar fosil bagi transportasi dan pembangkit listrik, juga menjadi bahan baku industri, pengolahan limbah, pengganti baterai (fuel cell), dan komoditas eksport, sehingga dapat menjadi bisnis alternatif bagi hutan tanaman. Biometanol layak masuk pasar karbon, baik melalui mekanisme CDM/KP (substitusi fosil fuel), maupun REDD dalam pembangunan hutan tanaman dan pemanfaatan limbah pembalakan (ilegal logging). Dr. George Olah, ahli kimia dan pemenang hadiah Nobel dari Institute Hidrocarbon Loker, University of Southern California, mengakui bahwa metanol akan menjadi tonggak utama setelah energi minyak dan industri kimia. Kini metanol diproduksi dari sumber-sumber yang tidak dapat diperbaharui (gas/batubara). Di masa mendatang, hutan akan menjadi sumber bahan baku yang ideal. Memproduksi biometanol dari kayu akan membantu dalam pengamanan energi.

Selanjutnya : 


Artikel Terkait