Kalimat Bijak :

Thursday, February 20, 2014

Budidaya Tanaman Penghasil Gaharu

Pada saat ini, teknik budidaya tanaman penghasil gaharu telah dikuasai dengan baik, dari mulai kegiatan perbenihan, persemaian, penanaman dan pemeliharaannya. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam kegiatan budidaya pohon penghasil gaharu adalah sebagai berikut :


1.         Persyaratan Tumbuh

Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, pohon penghasil gaharu perlu ditanam pada kondisi yang sesuai dengan tempat tumbuhnya di alam (habitat aslinya). Tempat tumbuh yang cocok untuk tanaman penghasil gaharu adalah dataran rendah, lereng-lereng bukit, sampai ketinggian 750 meter di atas permukaan laut.
Jenis Aquilaria tumbuh sangat baik pada tanah-tanah liat (misalnya podsolik merah kuning), tanah lempung berpasir dengan drainase sedang sampai baik. Tipe iklim A-B dengan kelembaban sekitar 80%. Suhu udara antara 22-28°C dengan curah hujan berkisar antara 2.000 – 4.000 mm/tahun. Lahan tempat tumbuh yang perlu dihindari adalah lahan yang tergenang secara permanen, tanah rawa, lahan dangkal (yang mempunyai kedalaman lapisan topsoil kurang dari 50 cm), pasir kuarsa, dan lahan yang mempuyai pH (derajad keasaman) kurang dari 4.

2.         Pembibitan

Bibit tanaman penghasil gaharu dapat dikembangkan melalui cara generatif dan vegetatif. Cara generatif dilakukan dengan memanfaatkan potensi benih yang sudah masak dengan mengunduh biji atau benih yang jatuh dari pohon induk atau anakan (cabutan). Benih tanaman penghasil gaharu termasuk biji yang rekalsitran, yaitu biji yang cepat menurun kadar airnya sehingga mempengaruhi daya kecambahnya. Oleh karena itu, apabila benih sudah di dapat, disarankan agar segera dilakukan penyemaian tanpa harus ditunda-tunda.
Persemaian bibit tanaman penghasil gaharu dapat juga dibuat skala massal melalui stek pucuk, stek batang dan kultur jaringan. Setiap teknik perbanyakan akan mempunyai konsekuensi pada naiknya biaya produksi bibit.
Untuk perbanyakan stek pucuk, pengambilan bahan stek dapat berasal dari kebun pangkas atau bibit tanaman. Bahan stek yang baik adalah tunas yang tegak (autotrof) yang secara fisiologis muda, batangnya berkayu, dan memiliki jumlah ruas (nodum) lebih dari dua. Dengan penambahan hormon tertentu (yang berfungsi meningkatkan kemampuan stek berakar dan mempercepat proses pertumbuhan akar) maka bahan stek telah siap ditanam pada bak pengakaran. Agar stek dapat berkembang menjadi bibit perlu pemeliharaan yang intensif meliputi penyediaan media yang sesuai, kelembaban yang tinggi, suhu udara, dan cahaya yang cukup. Pemeliharaan dapat berlangsung sampai bibit siap tanam, yaitu antara 6 sampai 8 bulan.

Pada tahap awal di persemaian, semua jenis bibit penghasil gaharu memerlukan naungan yang cukup (seperti halnya kelompok jenis meranti). Untuk mempercepat pertumbuhannya, bibit penghasil gaharu dapat diinokulasi oleh Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA) sejak dini di persemaian. 

3.         Penanaman

Penanaman bibit penghasil gaharu dapat dilakukan secara agroforestry (tumpangsari) dengan tanaman jagung, singkong, pisang atau ditanam di sela-sela tanaman pokok yang telah tumbuh terlebih dahulu, seperti Karet, Akasia, Sengon, Kelapa sawit, dan lain-lain. Pada tahap awal pertumbuhan di lapangan, bibit tanaman penghasil gaharu memerlukan naungan. Dengan mengatur jarak tanam yang tepat, maka tanaman penghasil gaharu tidak akan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.

Semai Tanaman Penghasil Gaharu

Anakan Tanaman Penghasil Gaharu

Kebun Gaharu

Penyuntikan (Inokulasi) Gaharu

Apabila tanaman penghasil gaharu akan ditanam pada hamparan lahan yang luas dan masih kosong, maka jarak tanam dapat dibuat 3 m x 5 m; 4 m x 4 m; atau 5 m x 5 m. Penanaman diusahakan dilakukan pada musim hujan agar bibit mendapat air yang cukup pada awal pertumbuhannya. Media tanam dapat berupa tanah dan kompos. Pada setiap lubang tanam dianjurkan untuk diberikan pupuk kompos minimum 1 kg setiap lubang. Pada tahap ini diperlukan perhatian mengenai pencegahan gangguan hama dan penyakit, terutama pada bagian akar tanaman.

Penanaman Tanaman Penghasil Gaharu
Secara Tumpangsari


4.         Pemeliharaan

Pada umur 1 sampai 3 tahun, tanaman penghasil gaharu perlu dipelihara secara intensif, terutama dalam hal mengurangi gangguan dari gulma. Karena tanaman penghasil gaharu telah bermikoriza, maka penggunaan pupuk kimia dapat diminimalisir. Setelah tanaman berumur 4 sampai 5 tahun, barulah tanaman penghasil gaharu siap untuk diinduksi secara buatan dengan menggunakan jamur pembentuk gaharu.


Artikel Terkait