VI. Membangun Sikap Kepedulian
Kerusakan lingkungan alam dan pembabatan hutan secara tidak bertanggung jawab telah mengakibatkan rusaknya ekologi. Keseimbangan alam dan lingkungan menjadi terganggu yang sangat berpengaruh terhadap hidup manusia. Malapetaka bertubi-tubi harus dihadapi oleh manusia yang tidak jarang menimbulkan korban yang tidak sedikit baik jiwa, harta maupun trauma-trauma psikologis yang mendalam. Terkikisnya hutan menyebabkan terjadinya banjir bandang, tanah longsor. Kita tidak lagi memiliki resapan air yang baik dan tanaman penahan tanah. Sebagian besar telah dimusnahkan oleh ulah manusia sendiri. Masyarakat kita tidak jarang membuang sampah sembarangan yang bukan tidak mungkin menimbulkan pencamaran udara, air dan juga menyebabkan banjir. Bencana- bencana yang menimpa kita masih bisa kita litani. Keadaan diatas sebenarnya menyatakan dan membutikan bahwa kita belumlah mampu mengolah, mengatur alam lingkungan sehingga tercipta ekologi yang baik. Mungkin disebabkan oleh kurangnya pengertian, pendidikan yang baik tentang ekologi, tentang perlunya kita mencintai dan menjaga lingkungan alam dan hutan secara memadai kalau kita
ingin hidup kita sejahtera. Disamping itu juga belum optimalnya pemerintah dalam megelola serta membuat kebijakan dan policy. Ini mengandaikan “good will” dari semua pihak baik personil warga, lembaga-lembaga masyarakat dan pemerintah setempat.
Sikap kesadaran kita terhadap lingkungan hidup dan mencintai alam bisa ditumbuh kembangkan melalui pemberdayaan keluarga, masyarakat, pendidikan non-formal dan jalur-jalur lain seperti : satuan-satuan kerja dan juga organisasi-organisasi kemasyarakatan dan musyawarah keagamaan yang kita miliki. Dari sosialisasi yang dilakukan melalui berbagai organisasi/lembaga sangat dimungkinkan akan terjadi pengertian, pemahaman yang baik terhadap lingkungan- lingkungan dan alam semesta dalam hubungannya dengan manusia dalam mencapai kesejahteraan yang sangat didambakan.
Mengelola alam dan lingkungan sebenarnya mengandaikan pelibatan seluruh disiplin ilmu dan keahlian serta keterampilan dan lain sebagainya. Namun yang perlu dipahami bersama bahwa perlu adanya pemahaman yang benar dan mendasar mengenai alam semesta yang tidak bisa meninggalkan peran Tuhan sebagai asal muasal adanya jagad raya dan segala isinya. Segala yang ada yang semua diciptakan baik adanya yang harus tetap djaga, dikembangkan dalam kemuliaan-Nya. Karena sebenarnya seluruh alam ciptaan memperlihatkan kemuliaan Allah sendiri yang berasal dari Allah dan dalam prosesnya menuju Allah sebagai terminal akhir.
Artikel Terkait
agama katolik
perlindungan hutan
- Perspektif Agama Konghucu Terhadap Upaya Pelestarian dan Perlindungan Hutan
- Rekomendasi dan penutup
- Langkah yang harus dilakukan
- Kondisi pengelolaan sumberdaya alam saat ini
- Keteladanan dan menghargai kehidupan dalam pelestarian alam dan upaya perlindungan hutan
- Nilai dan pandangan hidup Buddhis
- Latar belakang
- Pelestarian alam dan upaya perlindungan hutan dalam perspektif agama Budha
- Perspektif agama Hindu terhadap pelestarian alam dan perlindungan hutan
- Ajaran sosial Gereja
- Tantangan bersama
- Kebijakan politik
- Membangun kesadaran
- Krisis lingkungan hidup
- Tinjauan Biblis (Perspektif agama katolik terhadap pelestarian alam dan perlindungan hutan2)
- Pendahuluan (Perspektif agama katolik terhadap pelestarian alam dan perlindungan hutan1)
- Perspektif agama Katolik terhadap pelestarian alam dan perlindungan hutan