Perspektif Agama Konghucu Terhadap
Upaya Pelestarian dan Perlindungan Hutan
(Alam Berceramah)
Wang Suwandi
Tokoh agama Konghucu
Prakata
Dewasa ini, baik benua Asia, Amerika, maupun Eropa, mayoritas kaum muda-generasi E-hanya menghabiskan waktu dengan memabukkan diri dalam dunia computer game atau internet, di rumah atau di warnet. Pola hidup yang sehari ini akan sangat mempengaruhi kehidupan sosial generasi muda kita. Mereka akan cenderung memiliki public relation yang dingin dan kaku, kehidupan bermasyarakat yang teralienasi, individualis, dan egosentris. Yang lebih fatal lagi, mereka akan menganut prinsip hidup ekstrim, yaitu hidup hanya untuk mendapatkan atau memiliki, bukan berdedikasi atau memberi. Dengan sikap dan perilaku demikian, mungkinkah mengharapkan kaum muda generasi E ini untuk peduli pada masa depan dunia, memperhatikan nasib bangsa, kesejahteraan masyarakat dan keharmonisan keluarga?. Yang lebih menyedihkan adalah mereka sedang menjalani hidup yang penuh dengan kepalsuan dan khayalan. Bukankah ini krisis bagi seluruh bangsa Manusia ?
Bertolak dari fenomena yang memprihatinkan ini, saya bertekad menulis buku ini dengan harapan dapat dijadikan sebagai bahan refleksi bagi kaum muda generasi E khususnya, dan umat manusia pada umumnya, akan menyadari bahwa masih ada Ladang lain yang penuh makna untuk dijadikan sebagai tujuan perjuangan dalam hidup ini, yaitu Alam Raya!. Kemajuan teknologi, kemakmuran materi, pengejaran kekuasaan dan kemuliaan, pengumpulan kekayaan, dunia computer game dan internet yang sempit hanyalah sebuah titik kecil dari sebuah proses atau rangkaian perjalanan hidup, bukan tujuan hidup itu sendiri!
Manusia adalah alam itu sendiri, kehidupan yang tak sejalan dengan alam adalah kehidupan yang tak bermakna bagai rumput yang tidak berakar, kehidupan yang dangkal dan mengambang, sementara hidup bersahabat dengan alam, melebur dan bersatu dengannya adalah hidup yang penuh kedalaman, bermakna, dan mulia.
Bagaimana membina kaum generasi E dan masyarakat untuk bersama-sama mengasihi alam, adalah misi perjuangan kedepan budiman dan muliawan pemuka dan tokoh masyarakat berkenan memberi saran dan dukungan positif kepada kami.
Wang suandi
Tokoh Agama Konghuan
Melindungi alam,mengasihi kehidupan sendiri
Melindungi alam adalah mengasihi diri sendiri, mengapa demikian?. Sebab pada hakekatnya langit, bumi, manusia, dan laksa benda di alam semesta adalah satu kesatuan yang bulat, yang tak boleh kurang satupun dari keempatnya. Jika hanya ada unsur langit, bumi, dan laksa makhluk, namun tidak ada unsur manusia,keberadaan alam menjadi tak bermakna. Sebaliknya, tanpa langit dan bumi manusia dan laksa benda tak akan dapat eksis. Selanjutnya DISINI
Melindungi Hutan, Mengasihi Alam
Akibat ketidaktahuan, kebodohan, kesombongan, kejahatan, dan kekacauan yang diperbuat manusia, alam telah kehilangan makanisme kerjanya yang selaras anatara aktif pasif, yang harmonis dan seimbang dengan siklus yang sistematis, sehingga akhirnya mengakibatkan kekacauan iklim dan perilaku alam. >> Selanjutnya DISINIMengasihi Alam, mengasihi Tuhan Yang Maha Pengasih
Alam adalah kata ganti untuk Tuhan Yang Maha Pengasih, Tuhan menciptakan langit, bumi dan manusia. Tuhanlah yang mendengarkan surya dan rembulan, menghidupkan laksa makhluk dan benda, yang semuanya berlangsung dengan begitu wajar dan alami! Tiada kekakuan, tiada ikatan batin, tiada pamrih dan kemunafikan. Selanjutnya DISINI
Artikel Terkait