Kalimat Bijak :

Thursday, July 11, 2013

Tinjauan Biblis (Perspektif agama katolik terhadap pelestarian alam dan perlindungan hutan2)

Perspektif agama katolik terhadap pelestarian alam dan perlindungan hutan


II. Tinjauan Biblis 



Kejadian 1 : 1 - 27 (Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya). Dalam perikop ini dikisahkan bagaimana Allah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya termasuk didalamnya diciptakan manusia. Pada hari pertama sampai hari kelima Allah menciptakan bumi dengan segala isinya (cakrawala, matahari, tumbuhan, binatang- binatang). Dan hari keenam manusia baru diciptakan manusia diciptakan sebagai citra Allah diciptakan-Nya dia, laki-laki dan perempuan diciptakan mereka “Beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan taklukanlah itu, berkuasalah atas ikan- ikan dilaut dan burung-burung diudara dan atas segala binatang yang merayap dibumi.” (Kejadian 1 : 28) 

Berfirmanlah Allah : “Lihatlah, aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji diseluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji. Itulah akan menjadi makananmu.” (Kejadian 1 : 29) 

Kejadian 3 : 1 - 24 (manusia jatuh kedalam dosa yakni Adam dan Hawa) 

Kejatuhan manusia pertama dalam dosa dilukiskan dengan sangat bagus dalam kisah ini. Adam dan Hawa diciptakan Allah sebagai manusia pertama. Hawa diciptakan Allah yang diambil dari tulang rusuk adam. Adam dan Hawa ditempatkan didalam Eden dan diperintahkan oleh Allah bahwa “ Semua pohon dalam tanaman ini boleh kamu makan buahnya dengan bebas (Kej 3 : 16) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itulah janganlah kau makan buahnya sebab pada hari itu engkau memakannya engkau akan mati” (Kej 3 : 17) itulah situasi ditaman Eden, dengan bahagianya si Adam dan Hawa hidup Bersama. 

Kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa dimulai dari godaan si ular sebagai binatang paling cerdik yang diciptakan Tuhan. Si ular 
berkata kepada perempuan itu : “Tentu Allah berfirman, semua 
pohon dalam tanaman ini jangan kamu makan buahnya bukan ?”lalu sahut perempuan kepada si ular itu : “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kamu makan, tetapi tentang buah yang ada ditengah- tengah taman Allah Berfirman : Jangan kamu makan ataupun coba buah itu, nanti kamu akan mati (Kej 3 : 1 - 3) 

Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu : “sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat (Kej 3 : 4 - 6). 

Setelah Hawa makan buah yang terlarang makan buah itu juga dibagikan kepada si Adam suaminya. Dan setelah makan buah itu maka “terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu bahwa mereka telanjang lalu menyemat daun ara dan membuat cawat” (Kej. 
3 : 71). 

Kisah penciptaan secara jelas dapat kita pahami bahwa bagaimana Allah sebenarnya secara mengagumkan telah mempersiapkan hal- hal yang perlu bagi manusia. Manusia diciptakan setelah semua perangkat-perangkat, sarana dan prasarana telah ada, sehingga manusia dapat melangsungkan hidupnya. Bumi dan segala isinya (hewan dan tumbuhan), matahari, bulan, bintang dan seluruh planet yang ada merupakan “Gratia” merupakan pemberian Tuhan untuk semua manusia secara cuma-cuma. 

Perintah Tuhan untuk menguasai bumi dan menaklukannya sebenarnya mengandung arti untuk mengatur secara baik dan bijak untuk keperluan kehidupan manusia, yang harus dijaga kebaikannya seperti Allah menciptakan bumi dan isinya serta manusia “baik adanya.” 

Kisah kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa perlu dilihat sebagai bentuk pembangkangan manusia terhadap kehendak Allah. Adam dan Hawa tidak lagi menuruti kehendak Allah karena  
mengikuti kemauannya sendiri atas bujukan iblis yang dilukiskan 
sebagai ular penggoda dan perayu maut. Maka setelah mereka makan buah terlarang, Adam dan Hawa menjadi telanjang dan mereka mengambil daun pohon ara dan membuat cawat. Gambaran ini mau mengatakan bahwa ketelanjangan mereka berdua sebagai kiasan bahwa mereka kehilangan kemuliaannya sebagai makhluk ciptaan Tuhan diantaranya makhluk yang lain, karena pembangkangan yang mereka lakukan. Dan segera mengambil daun pohon ara untuk menutupi merupakan isyarat akan adanya penyerahan dan pertobatan manusia atas pertolongan Allah sendiri.

Setelah jatuh dalam dosa manusia diusir dari Taman Eden. Mereka harus mengolah tanah dan memeras keringat demi sesuap makanan. Namun Tuhan sendiri telah berikrar untuk tidak mengutuk semesta karena ulah manusia (Kej : 21). Manusia tetap memiliki hubungan dengan alam semesta walaupun teteap jatuh dalam kedosaan. Disamping itu sebagai prokeranis Allah, manusia harus bekerja untuk mengolah alam dengan bijak dan baik.
















Artikel Terkait