PELESTARIAN ALAM
DAN UPAYA PERLINDUNGAN HUTAN
DALAM PERSPEKTIF AGAMA BUDHA
Tarjoko, S.Pd., MM.
Tokoh agama Buddha
LATAR BELAKANG
Pembicaraan mengenai alam dan hutan, kita membayangkan sebuah hamparan lahan yang luas dan lebar yang ditumbuhi pepohonan- pepohonan yang tinggi dan rindang, itulah yang terbayang dalam benak angan kita. Alam dihuni oleh berbagai makhluk hidup termasuk manusia dan tumbuh-tumbuhan. Kita saling ketergantungan satu sama lain, keterkaitan satu sama lain sangat kuat untuk mendukung kelanjutan hidup masing-masing, bagaikan tubuh kita yang saling terkait antara organ tubuh satu dengan organ tubuh lainnya, kita tidak bisa hidup karena punya kerangka tubuh tanpa jantung tanpa kerangka tubuh, paru-paru, darah dan organ tubuh lainnya pula. Itulah ketergantungan setiap kehidupan. >>Selanjutnya DISINI
NILAI DAN PANDANGAN HIDUP BUDDHIS
Pandangan Buddhis mengenai ekologi, tercermin dari ayat suci Dhammapada yang berbunyi sebagai berikut: “Bagaikan seekor lebah mengumpulkan madu dari bunga-bunga tanpa merusak warna maupun baunya, demikian hendaknya orang bijaksana mengembara dari desa ke desa” (Dhammapada ayat 49). Dalam sebuah ekosistem, lebih diharapkan tidak hanya mengambil keuntungan dari bunga semata untuk kepentingan diri sendiri. Perilaku lebah ini memberikan inspirasi, bagaimana seharusnya menggunakan sumberdaya alam yang terbatas. Kita harus bisa memanfaatkan sumberdaya alam untuk menunjang kehidupan kita, dan kita juga harus bisa menjaga kelangsungan hidup mereka. >>Selanjutnya DISINI
KETELADANAN DAN MENGHARGAI KEHIDUPAN DALAM PELESTARIAN ALAM DAN UPAYA PERLINDUNGAN HUTAN
Sang Buddha mengajarkan agar setiap Bhikkhu dan para pengikutnya untuk menghargai kehidupan dalam bentuk sekecil apa pun. Diriwayatkan : Bhikku Dhaniya yang membangun Pondok dan Tanah Liat itu berwarna merah, karena berasal dari panggangan sejenis serangga. Mengetahui hal tersebut, Sang Buddha mengutuk perbuatan Bhikku Dhaniya. Seorang pertapa harus melatih dirinya untuk menghargai kehidupan dalam bentuk sekecil apa pun (Vinaya III, 41-42). >>Selanjutnya DISINI
KONDISI PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM SAAT INI DAN DAMPAKNYA BAGI KELANGSUNGAN HIDUP MANUSIA
Hutan adalah salah satu sumberdaya alam yang penting. Hutan dengan segala isinya merupakan sumber kehidupan. Hutan diperlukan karena menghasilkan bahan baku bagi industri dan tidak bisa dipungkiri, hutan juga telah membantu kita untuk menetralisir pencemaran (polusi) udara yang diakibatkan dari berbagai kegiatan manusia seperti : perindustrian, pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran, dan lain-lain. Yang sekarang hutan juga disebut sebagai “Paru-paru Dunia”. >>Selanjutnya DISINI
LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN
Peradaban menghendaki hidup ini memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia. Namun karena hidup manusia bukanlah benalu, maka ia seharusnya berusaha memulihkan sumberdaya alam yang telah terpakainya. Schumacher mengatakan setiap pengikut sang Buddha wajib menanam sebatang pohon setiap beberapa tahun dan menjaganya sampai sungguh-sungguh hidup. Orang yang pandai dan bijaksana akan berusaha meningkatkan kesejahteraan atau mencapai sukses yang sebesar-besarnya, hanya dengan menggunakan sumberdaya yang minimal, seperti ia meniup nafasnya membuat api menjadi besar (Jataka 1, 123). >>Selanjutnya DISINI
REKOMENDASI DAN PENUTUP
Rekomendasi :
Berdasarkan uraian tersebut di atas, demi untuk menjaga Pelestarian Alam dan Upaya Perlindungan Hutan. Agama sebagai sumber nilai petunjuk hidup benar, penjaga kehidupan yang sejati dan luhur, agama juga membangun pandangan hidup umatnya yang mempengaruhi perilaku pemeluknya dalam pergaulan dengan alam. Maka pada kesempatan ini perlu kani sampaikan hal-hal yang mungkin berguna dalam usaha menjaga kelestarian Alam dan Upaya perlindungan hutan antara lain adalah sebagai berikut: >>Selanjutnya DISINI
Artikel Terkait