Fungsi Pekarangan
Menurut Soemarwoto
(1991), pekarangan memiliki banyak fungsi, yaitu :
- Fungsi Hidroorologi; dapat dilihat dari sedikitnya erosi yang umum terdapat dalam pekarangan. Hal ini disebabkan karena keadaan pekarangan yang datar; tajuk tanaman yang berlapis; lapisan seresah; dan daur ulang. Walaupun di daerah pegunungan, pekarangan dibuat datar karena diperlukan untuk membangun rumah dan aktivitas sosial-budaya lainnya. Keadaan yang datar ini mengurangi resiko erosi. Karena umumnya pekarangan ditanam dengan berbagai jenis tanaman, terbentuklah tajuk yang berlapis. Tajuk yang tinggi umumnya terdiri atas pohon kelapa, albasia, durian, nangka, dan pohon tinggi lainnya. Kemudian dibawahnya terdapat lapisan kedua yang terbentuk dari tajuk pohon-pohon buah-buahan seperti rambutan, mangga, dan lain-lain. Menyusul lagi tajuk pohon-pohon yang lebih rendah antara lain jambu biji, jeruk, kopi, kakao, dan lain-lain. Lebih rendah lagi terdapat lapisan tajuk tanaman seperti singkong, tebu, dan lain-lain. Selanjutnya diisi dengan tanaman yang tingginya kurang dari satu meter, seperti cabe, kacang hijau, terung, kunyit, lengkuas, jahe, dan tanaman penutup permukaan tanah (ground cover crop) seperti talas, ubi jalar, labu siam, timun, semangka, dan lain-lain. Dengan tajuk yang berlapis-lapis, selain ruang tumbuh dalam lahan pekarangan dimanfaatkan secara optimal, juga berdampak yang baik bagi lingkungan, yaitu dapat melindungi tanah dari erosi.
- Fungsi Pencagaran (perlindungan) sumberdaya genetis (plasma nutfah); terwujud dengan banyaknya jenis yang ditanam di pekarangan. Masing-masing jenis terdiri dari banyak varietas. Di pekarangan-pekarangan pedesaan dapat ditemukan sampai 200 jenis tanaman. Banyak diantara jenis itu diwakili oleh varietas yang kadang-kadang sangat banyak jumlahnya. Misalnya kita mengenal banyak varietas pisang, antara lain pisang ambon, raja, kepok, susu, tanduk, beranga, dan lain-lain. Demikian pula jenis mangga, antara lain golek, gadung, manalagi, madu, udang, batu, dan lain-lain. Juga tanaman rambutan, ada varietas ngelotok, manis, dan lain-lain. Demikian pula berbagai jenis pepaya, alpukat, dan lain-lain. Dengan keanekaragaman jenis ini, pekarangan memiliki potensi genetis yang sangat kaya.
- Fungsi Mempengaruhi Efek iklim mikro; dapat kita rasakan ketika kita memasuki kawasan pedesaan/kampung. Di luar daerah pedesaan suhunya lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena di pedesaan banyak naungan pohon-pohonan.
- Fungsi sosial; terutama terlihat di pedesaan. Pertama, ia merupakan simbol status. Orang yang tidak mempunyai pekarangan dan membuat rumah di pekarangan orang lain dianggap memiliki status sosial yang rendah. Fungsi sosial lainnya terlihat dari beberapa hal : Pekarangan banyak yang tidak berpagar. Jika berpagar, tidak tertutup rapat di sekelilingnya. Dengan demikian, orang dapat dengan bebas melewati atau masuk ke dalam pekarangan orang lain, misalnya untuk pergi ke pasar atau untuk mengambil air sumur. Fungsi sosial lainnya yaitu, hasil pekarangan, sebagian juga mempunyai fungsi sosial. Orang lain dengan tidak membayar dapat mendapatkan buah, daun, atau bagian lain tumbuhan untuk keperluan sayur-sayuran, obat, atau upacara. Misalnya sebutir jeruk nipis untuk obat, dan sebuah kelapa untuk upacara perkawinan.
- Fungsi Produksi; meliputi baik produksi subsisten maupun produksi komersial. Batas antara produksi subsisten dan produksi komersial tidak jelas. Sering apa yang dijual, hanyalah sekedar kelebihan produksi yang dikonsumsi. Tetapi ada juga yang khusus ditanam untuk dijual, baik langsung maupun melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Cengkeh dan ikan, misalnya terutama dijual. Sebagian besar hasil buah-buahan juga dijual. Bambu banyak digunakan sebagai bahan kerajinan tangan yang hasilnya dijual. Sayuran seperti beluntas, kemangi, kenikir, dan daun singkong, umbi-umbian seperti talas, ganyong, serta kayu bakar, terdiri dari kayu-kayuan dan daun-daunan yang sering sebagian besar untuk memenuhi keperluan sendiri.
- Fungsi estetis (keindahan); fungsi ini tampak dari adanya tanaman hias di pekarangan. Misalnya, bunga mawar, kenanga, kamboja, melati, kenikir, dan lain-lain. Hewan piaraan tertentu misalnya burung perkutut, burung dara, burung parkit, burung poksai, ayam kate, dan lain-lain yang mempunyai nilai estetis.
Tanaman sayur-sayuran yang ditanam secara vertikultur
di pekarangan rumah
|
Tanaman Tomat di pekarangan rumah |
Mengingat bahwa
pekarangan mempunyai beraneka ragam manfaat, maka upaya pelestarian dan
konservasinya perlu dijaga dengan baik, karena cepat atau lambat kepemilikan
tanah akan dirasakan semakin menyempit dengan pertambahan jumlah penduduk.
Apabila kita mengingat kembali teori Robert Malthus, bahwa “pertambahan jumlah penduduk sesuai kaidah deret ukur, sedangkan
produksi pangan mengikuti deret hitung”, maka sebagai alternatif,
intensifikasi (optimalisasi) fungsi pekarangan sebagai sumber pangan sangat
mungkin untuk memenuhinya.
==SELESAI==
Artikel Terkait